Selasa, 15 Juli 2014

Mengenal Granuomatosa

a.       Defisi
Granuloma merupakan salah satu perwujudan dari salah satu jenis radang kronik yakni granulomatosit. Radang korinis terjadi bila penyembuhan pada radang akut tidak sempurna, bila penyebab jejas menetap, atau bila penyebab ringan timbul berulang-ulang. Dapat pula diakibatkan olaeh reaksi imunologik. Radang kronis merupakan radang yang berlangsung lama yakni berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan yang ditandai dengan histologist sebagai berikut :
1.       Infiltrasi sel mononuclear, yaitu makrofag, monosit, limfosit dan sel plasma.
2.       Kerusakan sel
3.       Penggantian jaringan ikat yang terkena oleh suatu proses yang ditandai oleh proliferasi pembuluh darah(angiogenesis) dan fibrosis.

Granulomatosa merupakan proses radang kronik yang khas terdiri dari sel-sel macrophage yang trakumulasi dan teraktifasi, yang sering mengembang menyerupai sel epithel (disebut epithelioid). Pada granuloma terjadi agregasi makrofag mikroskopis yang berubah menjadi sel-sel epitel seperti dikelilingi oleh  leuokit mononuklear, terutama limfosit dan kadang-kadang sel plasma. Dalam pewarnaan, sel epiteloid akan terlihat pink pucat, sitoplasma granular dengan batas sel tidak jelas sering muncul untuk bergabung ke dalam satu sama lain. Intinya tidak sepadat limfosit, berbentuk oval atau memanjang, dan dapat menununjukkan lipat dari membran. Granulomas dewasa akan mengembangkan tepi dilampiri fobroblas dan jaringan ikat. Sel ephiteloid sering bergabung untuk membentuk sel raksasa di pinggiran atau kadang-kadang di tengan granulomas. Sel raksasa ini dapat mencapai diameter 40-50 mikrometer, Mereka memiliki massa besar sitoplasma yang mengandung 20 atau lebih dan dapat menjadi langerhans-tipe sel raksasa atau yang lain

b.       Jenis-jenis granulomatosa
Secara umum, ada dua jenis granulomatosa berdasarkan penyebabnya, yakni
1.           Granuloma benda asing: ditandai benda asing yang relative inert, umumnya tidak terjadi nekrosis,  dan adapat disebabkan oleh adanya  bahan sintetik (benang operasi), bedak, asbes, maupun serat yang cukup besar.
Contoh :  adanya serat  yang cukup besar untuk menghalangi fagositosis oleh satu makrofah dan tidak menghasut peradangan atau respon kekebalan tubuh tertentu, Sel epitheloid, membentuk sel raksasa dan muncul ke permukaan untuk membungkus benda asing tersebut. Bahan asing biasanya dapat diidentifikasi tengah Granuloma, terutama jika dilihat dengan cahaya terpolarisasi. 

2.       Granuloma autoimun: dibentuk karena reaksi imun diperantarai sel T terhadap antigen yang sulit di degradasi.  Disebabkan insoluble particle, khususnya mikroba yang dapat menginduksi respon immun. Makrofag  mencaplok partikel  yang tak dapat dihancurkan tersebut sehingga  mengaktifkan T lymphosit membentuk  Epithelioid dan multinucleated giant cell
2.
3.       Ada radang pula granulomatosa yang tidak diketahui sebabnya seperti colitis ulseratif, sarkoidosis.

c.           Penyebab dan Mekanisme Granulomatosa
Granulomatosa berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi :
1.       Granulomatosa benda asing
Merupakan jenis granulomatosa yang disebabkan oleh benda-benda asing (abiotik) seperti benang bedah, asbes, talk, dan lain-lain

2.       Ganulomatosa autoimun
Merupakan jenis granulomatosa yang disebabkan oleh adanya infeksi seperti :
o Infeksi  Mikobakteri: tbc, lepra, virus
o Infeksi treponema: sifilis
o Infeksi jamur: histoplasma
o Infeksi parasit: skistosomiasis

Mekanisme Terbentuknya Granulomatosa
Adanya infeksi yang tak bisa diatasi oleh tubuh, membuat tubuh terus menerus mengeluarkan berbagai antibody dan komplemen untuk menghancurkan antigen tersebut. Hai ini didikuti dengan aktivasi makrofag ke jaringan tersebut. Aktivasi makrofag saat bermigrasi ke daerah yang mengalami peradangan diperlihatkan dalam bentuk ukurannya yang bertambah besar, sintesis protein, mobilitas, aktivitas fagositik dan kandungan enzim lisosom yang dimilikinya. Aktivasi ini diinduksi oleh sinyal-sinyal, mencakup sitokin yang diproduksi oleh limfosit-T yang tersensitisasi (IFN γ), endotoksin bakteri, berbagai mediator selama radang akut dan protein matriks ekstrasel seperti fibronektin. Makrofag yang sudah teraktivasi (siap untuk menjalankan proses fagositosis) akan menghasilkan produk antara lain :
-         Protease asam dan protease netral yang merupakan mediator kerusakan jaringan pada peradangan.
-        Komponen komplemen dan faktor koagulasi yang meliputi protein komplemen C1-C5, properdin, faktor koagulasi V dan VIII dan faktor jaringan.
-         Spesies oksigen reaktif dan NO, berfungsi dalam proses fagositosis dan degradasi mikroba.
-         Metabolit asam arakhidonat. Metabolit asam arakhidonat seperti prostaglandin dan leukotrien merupakan mediator dalam proses peradangan.
-         Sitokin seperti IFN α dan β, IL 1, 6 dan 8, faktor nekrosis tumor (TNF α) serta berbagai faktor pertumbuhan yang mempengaruhi proliferasi sel otot polos, fibroblas dan matriks ekstraselular.

Pada radang kronik, makrofag dapat berakumulasi dan berproliferasi di tempat peradangan. Limfosit teraktivasi akan mengeluarkan IFN- γ yang akan mengaktivasi makrofag. Makrofag teraktivasi, selain bekerja memfagositosis penyebab radang dan mengeluarkan mediator-mediator lain, juga akan mengeluarkan IL-1 dan TNF yang akan mengaktivasi limfosit, sehingga dengan demikian akan membentuk suatu timbal balik antara makrofag dan limfosit, yang menyebabkan makrofag akan bertambah banyak di jaringan dan menyebabkan terbentuknya fokus radang. Selain itu makrofag juga dapat berfusi menjadi sel besar berinti banyak disebut sel Datia.


Selain makrofag, pada peradangan kronik juga ditemukan limfosit, sel plasma, eosinofil dan sel mast. Limfosit-T dan limfosit-B bermigrasi ke tempat radang dengan menggunakan beberapa pasangan molekul adhesi dan kemokin yang serupa dengan molekul yang merekrut monosit. Limfosit dimobilisasi pada keadaan setiap ada rangsang imun spesifik (infeksi) dan peradangan yang diperantarai nonimun (infark atau trauma jaringan). Telah disebutkan di atas bahwa aktivasi limfosit memiliki hubungan dengan aktivasi makrofag, menyebabkan terjadinya fokus radang akibat proliferasi dan akumulasi makrofag di tempat cedera.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2010 Farmasis Muda Islami. All rights reserved.
Blogger Template by